Don't miss

Jumat, 13 Juni 2014

Ketika Juara Dunia Dipermak Belanda


By on 16.10


Ya, anda tidak salah baca. Skor di atas adalah sebenar-benarnya yang baru saja terjadi di Arena Fonte Nova Salvador Brasil. Sang juara dunia benar-benar dipermak oleh Belanda. Ulangan final Piala Dunia 2010 ini berlangsung anti klimaks.
Louis Van Gaal memulai pertandingan dengan 11 pemain yang mengenakan nomor urut 1 sampai 11. Sementara Vicente Del Bosque memainkan Diego Costa sebagai striker tunggal, plus memasukkan si versatile Cesar Azpilicueta di sisi kanan pertahanan alih-alih menggunakan Juanfran. Sisanya, Del Bosque menggunakan skuad di Piala Dunia 2010.


Menilik skuad Belanda, tampak jelas bahwa lini belakang Belanda benar-benar diperkuat oleh pemain-pemain segar yang tidak ikut di final 2010. Tidak ada lagi kapten Gio disana, digantikan pemain-pemain dengan caps di bawah 20. Stefan De Vrij dan Daley Blind bahkan baru memainkan laga ke-12 di pertandingan berat ini. Daryl Janmaat dan Bruno Martins Indi juga punya 15 caps sebelum pertandingan. Melengkapi 5 bek yang ada, Ron Vlaar tampil dengan caps terbanyak di lini belakang yang hanya 23. Hal itu dilengkapi dengan Jasper Cillesen di bawang mistar yang baru punya 7 caps. Total jenderal 82 caps di lini belakang ini bahkan kalah dari caps seorang Andres Iniesta yang punya simpanan 96 caps.
Keberanian Van Gaal untuk memainkan pemain-pemain muda ini tentu diseimbangkan dengan trio lini depan yang sangat berpengalaman. Ada nama Robin Van Persie dengan 84 caps, Wesley Sneijder dengan 98 caps, dan Arjen Robben si pemilik 74 caps.
Spanyol sendiri memainkan 4 pemain dengan caps di atas 100 dalam diri Iker Casillas, Xavi Hernandez, Xabi Alonso, dan Sergio Ramos. Kalaulah ada pemain dengan caps kecil, itu hanya ada dalam diri dua perubahan baru Del Bosque yakni Costa dan Azpilicueta.
Bahkan jika dijumlahkan, total caps seluruh starter Belanda hanya 418. Bandingkan dengan total caps starter Spanyol yang lebih dari dua kali lipatnya dengan 842. Hanya saja, jika kehadiran trio berpengalaman di kubu Oranye memberikan semacam hint bahwa skor akan besar karena total gol dari seluruh startet Belanda adalah 95, sedangkan Spanyol hanya 77.
Spanyol tampak memulai pertandingan dengan sedikit kagok di laga yang dipimpin oleh Nicola Rizzoli dari Italia ini. Diego Costa yang jadi objek booo tampak terisolasi di bagian depan. Walau begitu, Spanyol tetap menguasai lini tengah tanpa bisa menembus 5 bek Belanda. Justru Belanda yang mengawali peluang via Sneijder yang tendangan kaki kanannya masih bisa dihalau oleh Iker Casillas di menit ke-8. 
Pada menit ke-26, pergerakan Diego Costa di kotak penalti membuahkan hadiah penalti setelah calon striker Chelsea itu tampak dijatuhkan oleh De Vrij. Meski Rizzoli mantap menunjuk titik putih, tapi keputusan penalti itu dapat diperdebatkan jika menilik tayangan ulang.
Xabi Alonso yang ditunjuk sebagai eksekutor berhasil menceploskan bola ke sisi kanan Cillesen, meski kiper Ajax itu mampu bergerak ke arah yang tepat. Spanyol unggul 1-0 di menit ke-27. Keunggulan ini tampaknya menjadi poin bagus dari sederet kegagalan menembus barikade pertahanan Belanda.

sumber: fifa.com

Sesudahnya, Spanyol tetap tidak menerapkan tiki taka dengan baik seperti biasanya. Bahkan, Belanda mulai mampu menggebrak pertahanan Spanyol yang tampak tidak sebaik biasanya.
Di menit ke-43, David Silva sempat berhadap-hadapan dengan Cillesen, namun tendangan chip gelandang Manchester City itu berhasil ditepis. Dan penyerangan Spanyol di pertandingan ini sebenarnya berakhir pada peluang Silva karena sejurus kemudian Belanda berhasil menyeimbangkan keadaan.
Sebuah umpan panjang berhasil dilepaskan oleh Daley Blind dari sisi kiri dan berhasil menemui Robin Van Persie yang sudah berlari di sela-sela Gerard Pique dan Ramos. Sang kapten Belanda kemudian memperdaya kapten Spanyol lewat diving header yang luar biasa.

sumber: fifa.com

Belanda mengakhiri babak pertama dengan 11 pelanggaran dan hanya 3 shoot, namun semuanya mengenai sasaran. Sedangkan Spanyol melakukan 2 pelanggaran, 4 tendangan ke gawang dengan hanya 2 yang tepat sasaran. 
Babak kedua tetap diwarnai dengan penguasaan bola ala Spanyol dan pressing ketat Belanda. Diego Costa tetap masuk terkunci di lini depan, dan tetap di booo sama fans mantan negaranya. Kalau mantan negara mungkin begitu sih, beda dengan mantan pacar.
Sebuah bola panjang yang mirip dengan awal mula gol Van Persie terjadi lagi. Kali ini penerimanya adalah Arjen Robben, di menit ke-53. Kontrol sempurna dilakukan oleh pemain Bayern Muenchen itu dengan kaki kanan untuk kemudian memperdaya Pique dan Ramos dengan tendangan kaki kirinya. Casillas terperdaya oleh wanita bola tersebut, dan gol! Belanda unggul 2-1.
Del Bosque tampaknya merasa bahwa Costa adalah perjudian yang gagal, maka ia memasukkan Fernando Torres di menit ke-62, bersamaan dengan Pedro. Nah, Pedro ini menggantikan Xabi Alonso. Del Bosque mungkin lupa kalau Xabi ini cukup penting di lini tengah. Hasilnya jelas sekali karena sesudah Xabi tiada, lini tengah Spanyol benar-benar dieksploitasi dengan mudah. Apalagi pada saat yang sama Van Gaal mengganti Jonathan De Guzman dengan Georginio Wijnaldum.
Hanya 3 menit sesudah pergantian itu, Belanda mendapatkan tendangan bebas di sisi kanan pertahanan. Sneijder melambungkan bola ke kotak penalti, sementara disana tempat lahir beta sudah berdiri De Vrij dan Van Persie. Pergerakan Casillas sedikit terganggu oleh kapten sebelah sehingga kemudian bola luput, dan di tiang jauh sudah ada De Vrij menyentuh bola untuk menjadikan skor 3-1. Ini adalah gol pertama De Vrij bagi negaranya. Casillas kemudian mendapatkan kartu kuning karena protes keras bahwa ia telah disentuh dan diganggu oleh lelaki bernama Robin. Semenit kemudian, Van Persie nggak maua kalah dengan sesama kapten untuk mendapat kartu kuning karena melanggar Pedro.
Tampaknya hari ini adalah saat-saat yang harus dilupakan oleh kiper yang di klubnya saja tidak dapat tempat reguler itu. Sepuluh menit sesudah dapat kartu kuning, Casillas yang sudah mengangkat Piala Dunia dan Piala Eropa itu menerima backpass tapi gagal mengontrolnya dengan baik. Dasar nasib, pas salah kontrol, di depan mata sudah ada Van Persie. Wong, bola susah saja bisa dijadikan gol sama Van Persie, apalagi bola pemberian Casillas nan baik hati itu. Skor kemudian berubah menjadi 4-1.
Arjen Robben menjadi pelengkap penderita sang juara di menit ke-80. Sprint-nya yang masih kencang di usia yang sudah kepala 3 kemudian memperdaya 2 pemuda berumur 20 tahun-an dan punya pasangan berumur 30-an bernama Pique (Shakira) dan Ramos (Pilar Rubio).

sumber: revistacuore.com
Tendangan Robben kemudian memperdaya Casillas untuk kedua kalinya, dan kelima kalinya jika ditambah dengan meneer-meneer yang lain. Sebuah pencapaian yang aneh karena di masa silam, Spanyol bahkan kebobolan kurang dari jumlah itu dalam 13 pertandingan internasional. Lah ini langsung LIMA dalam satu pertandingan. Miris.
Tapi sebenarnya Casillas nggak buruk-buruk amat. Selain penyelamatan di babak pertama, Casillas juga mementahkan tendangan Van Persie dengan kakinya. Dan puncaknya di menit ke 87 ketika dalam dua kesempatan yang hanya berselang 1 menit, Casillas mencegah bola masuk ke gawangnya untuk keenam kalinya. Bahkan tepisannya pada tendangan Robben adalah penyelamatan terbaik dalam pertandingan ini.

sumber: The Guardian
Di akhir pertandingan, Torres gagal menceploskan bola ke gawang yang kosong karena lebih memilih memindahkan bola dari kaki kiri ke kanan alih-alih menendang bola langsung ke gawang. Mungkin dia lelah.
Secara umum, Spanyol berhasil meraih angka 5 untuk jumlah pelanggaran, sedangkan Belanda 18. Untuk penguasaan bola Spanyol unggul dengan 58% lawan 42%. Tendangan ke gawang milik Spanyol total jenderal berjumlah 9, sedangkan Belanda 13. Cukup efektif ya? Lebih efektif lagi karena dari 13 tendangan, 11 mengarah ke kiper. Casillas patut bertanya ngapain aja Ramos sama Pique di pertandingan ini.
Secara umum tampaknya ada masalah di lini belakang sang juara bertahan. Mungkin Ramos dan Pique sudah kurang lapar karena sudah memiliki segala gelar yang diinginkan oleh pemain sepakbola di dunia. Selain itu, keputusan meninggalkan lini tengah pada Sergio Busquets sendirian pada akhirnya membuka lubang buaya di pertahanan karena ujungnya justru 3 gol yang diderita.
Del Bosque perlu memikirkan strategi lain untuk menghadapi lawan berikutnya melihat mentoknya permainan di lini tengah. Sebenarnya Del Bosque punya opsi dalam diri Juan Mata, Santi Cazorla, dan Koke. Kalau bek rasanya sudah mentok. Mungkin lebih penting untuk berbicara hati ke hati perihal performa Pique dan Ramos tadi.
Sementara Belanda jelas tidak tampil dengan formasi andalan. Nggak andalan saja bisa 5-1 ya, apalagi kalau sudah memainkan jagoan lainnya? Jangan salah, Van Gaal masih menyimpan kaki tajam lainnya dalam diri Klaas Jan Huntelaar.
Semoga ada perbaikan dalam diri Spanyol karena ajang ini membutuhkan juara bertahan untuk bisa eksis sampai babak knock out. Eh, kalau Spanyol tahu-tahu lolos tapi jadi peringkat kedua. Ehm, tampaknya kita akan menemukan duel Spanyol lawan Brasil di babak berikutnya.


Begitukah? Siapa tahu?
Salam Oom Alfa!


Sumber data: fifa.com 

About Ariesadhar

Apoteker, Auditor Wanna Be dan Author Oom Alfa (Bukune, 2013).

0 komentar :