Don't miss

Minggu, 01 Februari 2015

9 Transfer Sepakbola Terburuk Tahun 2014


By on 03.24

Selalu dan akan selalu dahsyat, kalau kita membahas nilai transfer sepakbola. Semacam perdagangan manusia, memang. Tapi apa daya itulah sistemnya. Kita melihat transfer besar Luis Suarez, atau transfer agak terpaksa Angel Di Maria, atau duit besar Chelsea untuk mendaratkan Cesc Fabregas dan Diego Costa. Semuanya berhasil baik. Tapi namanya dunia, ada baik, ada buruk. Ini dia transfer terburuk--9 buah--di 2014 versi Sportsbreak!

1. Radamel Falcao
Gemilang di Porto dan Atletico Madrid, serta tenggelam di AS Monaco karena cedera ditekel pemain antah berantah, hingga kemudian melewatkan Piala Dunia 2014, Falcao kemudian menjadi kejutan di dalam belanja gede-gedean Louis van Gaal. Disebutkan memang pinjaman, tapi harga bayar pinjamannya bahkan melebihi harga transfer Rickie Lambert. Tapi apa yang kita lihat? Belum ada Falcao yang semacam di Porto dan Atletico. Dia bahkan melewatkan banyak peluang emas, termasuk di pertandingan melawan tim semenjana. Bahkan, dia pernah tidak masuk skuad sama sekali, meskipun sehat walafiat alias tidak cedera. 

2. Jermain Defoe
Pembelian Jermain Defoe oleh Toronto FC menjadi nilai yang besar, termasuk juga kehadiran Michael Bradley dan Gilberto. Pada awalnya Defoe bermain dahsyat, ngegolin terus. Namun, sesudah tidak terpilih ke Piala Dunia, mungkin Defoe merasa 'aku mah apa atuh', sehingga permainannya menurun. Sekarang, dia sudah kembali ke Inggris bersama Sunderland, dan sudah ngegolin.

3. Joe Cole
Di West Ham dulu, bersama Defoe dan Lampard, dia adalah bintang muda menjanjikan. Pun demikian di awal kariernya di Chelsea. Kepindahan kemudian ke Liverpool, Lille, balik lagi ke West Ham kemudian menjelaskan kenapa Joe Cole ternyata bukan bintang terang. Sejak kariernya di Anfield sampai sekarang, dia hanya menctak 16 gol dan 7 assist dalam 93 penampilan. Bahkan di Aston Villa sekarang, tidak membuat satupun. Aston Villa bahkan pernah meniadakan kompetisi internal, Goal of The Month. Kenapa? Karena golnya saja seret.

4. Eliaquim Mangala
SUMBER
Harganya besar sekali, 51 Juta Dollar. Tapi apa yang kita saksikan? Pada pertandingan kedua, dia membuat City terkena penalti plus berhasil mencetak gol bunuh diri. Masih dibela sama Pellegrini, sih, dan dalam beberapa pertandingan sempat tampil oke. Tapi tentu, harga sebesar itu harus dibayar dengan penampilan prima.

5. Jack Rodwell
Talenta oke di Everton sebelum kemudian pindah ke City sebagai pembelian-daripada-nggak-beli oleh Roberto Mancini. Selama di City 2 tahunan, dia hanya main 16 kali dengan 2 gol. Akhirnya dia pindah ke Sunderland, dengan harga yang lumayan untuk tim medioker. Tapi, penampilannya masih kalah mentereng daripada gelandang lain berharga lebih murah di tim si Kucing Hitam ini.

6. Mario Balotelli
Perlu dijelaskan?

7. Luke Shaw
Louis Van Gaal membeli Rojo dan Blind, dua-duanya bek kiri, padahal sudah ada Shaw. Kenapa? Coba aja dilihat, pembelian Shaw itu nggak berkorelasi dengan kehadiran LVG. Harganya super, 48 Juta Dollar untuk remaja yang baru 2 musim diangkat oleh Pocchentino dari akademi. Shaw memang belum matang, makanya, dia kadang-kadang prima, banyakan nggak-nya. So, sebandingkah duitnya?

8. David Luiz
Entah apa taktik Chelsea bisa merayu PSG membeli Luiz dengan harga sinting, 80 Juta Dollar. Kepergian Luiz membuat Chelsea bisa membeli banyak pemain bagus. Dan lihat saja, beberapa pekan sesudah dibeli dengan harga mahal, Luiz menjadi kapten dan pemimpin lini belakang Brasil yang dibabat tuntas Jerman di rumah sendiri, 7-1. Perkara PSG sekarang nomor 1, itu tampaknya memang kenyataan, toh tanpa Luiz juga sudah nomor 1 musim lalu.

9. Adam Lallana
Semacam ketika Liverpool membeli Andy Carroll, tap Lallana tidak seburuk itu. Harganya yang dahsyat belum dibayar dengan penampilan seimpresif ketika bersama The Saints. Satu biji gol dan 12 pertandingan awal kiranya bukan hal yang baik dengan harga sampai 40 Juta Dollar. Memang, membaik di akhir tahun, mungkin memang Stevie G harus pergi agar Lallana bisa mendapatkan tempat yang oke.

Kalau nggak setuju dibilang terburuk, protes sama Devon Taylor yang memilih 9 nama ini ya. Saya mah apa atuh.

About Ariesadhar

Apoteker, Auditor Wanna Be dan Author Oom Alfa (Bukune, 2013).

0 komentar :