Kawan saya kapan itu posting tentang anaknya yang tantrum. Oh, tentu saja kawan saya sudah kawin dengan memperhitungan 3 Aspek Yang Harus Diperhatikan Dalam Memilih Hari Perkawinan. Membaca tantrum saya jadi ingat dokter saya waktu kecil. Tantra. Hmmm. Kalau anak tantrum atau marah meledak kadang nggak enak ya, apalagi kalau di tempat umum. Tantrum terjadi pada anak usia 1-4 tahun, sekitar 2 menit. Saat kemampuan verbal dan kontrol fisik anak sudah membaik, tantrum akan mereda dengan sendirinya. Jelas perlu pembinaan dari orangtua kepada anak tentang kontrol diri dan pengatasan gejolak emosi jiwa. Jangan dianggap, "ah, namanya juga anak-anak, nanti bakal hilang sendiri" atau dituruti sekalian, nanti takutnya anaknya jadi ngebos dan egois. Nah, dari SINI ada beberapa cara.
SUMBER |
1. Cari Penyebab
Bocah mungkin lapar, bosan, atau frustasi. Perlu observasi mendalam, dan pastinya nggak bisa 1-2 hari. Yang Bapaknya Auditor jelas nggak bisa. Kalau perlu catat perilaku sehari-hari anak, lalu lihat trennya. Kita bakal tahu kapan anak cenderung mudah marah atau kapan bisa nurut. Jadi jangan buru-buru update status sebelum memantau sendiri.
2. Liat Gejala Awal
Nah, kayak sumbu, sebelum benar-benar meledak pasti ada awalnya. Ini yang harus kita lihat. Boleh jadi mulai buang-buang duit yang dikasih, buang napas, mimbik, atau apapun. Kalau sudah ada, ikut nomor 3.
3. Distraksi
Alihkan perhatiannya. Apa kek, bisa kasih tahu ada cewek lewat atau apapun. Baca cerita masa remaja bapaknya juga boleh. Yang penting teralihkan.
4. Pindahkan!
Jangan sampai anak tantrum tapi di gudang pisau. Bahaya kalau kemudian dia lempar-lempar. Jangan pula pas anak tantrum guling-guling ternyata dia guling masuk sumur. Waspada dan berikan pelukan ibu. Uwuwuwuwuw. Tantrum itu wajar, tapi menuruti keinginan anak itu katanya nggak wajar.
5. Jangan Langsung Menyerah
Anak minta rumah di Agung Podomoro Land, sampai tantrum. Kita nggak akan langsung menurutinya kan? Bertahanlah 2 menit/10 kali anak pukul-pukul. Kalau kita menyerah, tantrum itu jadi senjata anak untuk meminta sesuatu. Kalau memang terjadi di tempat umum, nah, tenang dan abaikan kemarahannya. Pukul? Nanti kamu dilaporkan tetangga ke Komnas HAM.
6. Jangan Juga Diketawain
Ada kan anak yang tantrum terus jadi lucu. Merajuknya anak itu kan tampak lucu. Nah, sebaiknya jangan. Itu bisa meningkatkan level tantrumnya, lah soalnya lucu, jadi perhatiannya dapat kan?
7. Jangan Direspon Sampai Anak Berhenti
Ini yang repot. Di pasar ada cewek cantik langsung minta dilamarkan. Benar-benar repot. Apalagi sampai tantrum dan teriak-teriak. Sebisa mungkin jangan langsung dituruti pas ngamuk besar. Kalau perlu jangan respon sama sekali. Mungkin malu ya, tapi tampaknya itu lebih baik untuk anak. Ini juga melatih mereka bilang baik-baik, gitu.
8. Berikan Pelukan dan Ajak Bicara
Habis ngamuk besar, peluk dan ajak ngomong untuk menentramkan hati anak serta memberikan pengertian tentang sikap-sikap baik. Kalau nggak, bisa-bisa mereka akan ngamuk terus sepanjangan kalau ada apa-apa. Ini adalah pelajaran bagi anak untuk mengelola emosinya dengan baik. Okesip.
Ini juga kutipan. Wong saya juga belum punya anak. Semoga berkenan!
0 komentar :
Posting Komentar